Menggunakan kokain, amfetamin dan ganja bisa memicu terjadinya penyakit skizofrenia. Sebuah penelitian mengungkapkan, pengguna ganja berisiko empat kali lebih tinggi mengalami skizofrenia.

Jenis Skizofrenia

Pada umumnya, skizofrenia paranoid merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Gejala skizofrenia paranoid yang paling khas adalah mengalami delusi dan halusinasi. Mereka yang mengalami skizofrenia jenis ini cenderung mendengar suara-suara di dalam pikirannya dan melihat sesuatu yang tidak nyata.

Berikut ini adalah beberapa jenis skizofrenia yang bisa Anda kenali, antara lain:

1. Skizofrenia katonik

Skizofrenia jenis ini bisa dikenali dengan adanya gangguan pergerakan. Penderitanya cenderung tidak bergerak atau justru bergerak hiperaktif. Pada beberapa kasus, ditemukan juga penderita yang tidak mau berbicara atau mengulangi perkataan orang lain. Seseorang yang mengalami penyakit skizofrenia jenis sering kali tidak mempehatikan kebersihan dirinya.

2. Skizofrenia residual

Penderita skizofrenia jenis ini tidak menunjukkan gejala umum dari skizofrenia seperti mengalami halusinasi atau tidak teratur dalam berperilaku dan berbicara. Penderitanya baru bisa mendapatkan diagnosis setelah satu dari empat jenis skizofrenia lain telah terjadi.

3. Skizofrenia diferentiatif

Skizofrenia jenis ini adalah yang paling sering terjadi. Gejala yang bisa muncul adalah kombinasi dari beragam subtipe dari skizofrenia lainnya.

4. Skizofrenia tidak teratur

Skizofrenia tidak teratur adalah jenis yang paling kecil untuk disembuhkan. Penyakit gangguan mental jenis ini ditandai dengan tingkah laku dan ucapan yang sulit dipahami, tertawa tanpa alasan atau terlihat sibuk dengan pandangannya sendiri.

Gejala Skizofrenia

Pada dasarnya, gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori yaitu positif dan negatif. Positif di sini bukan berarti baik, tetapi gejala yang menunjukkan pola pikir atau tingkah laku tidak rasional tampak sangat jelas, bahkan berlebihan. Gejala yang terkadang disebut gejala psikotik ini antara lain:

  • Delusi atau waham. Delusi adalah kepercayaan aneh yang tidak realistis dan orang yang meyakininya tersebut tidak mau diubah keyakinannya walaupun sudah diberi informasi yang benar. Contohnya, orang yang menderita delusi mungkin merasa bahwa orang lain bisa mendengarkan isi pikirannya, bahwa dirinya adalah Tuhan, atau bahwa orang lain berusaha mengendalikan pikirannya.
  • Halusinasi. Halunasi adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran. Misalnya melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, mendengar suara, atau merasakan sentuhan di kulit walaupun tidak ada yang menyentuh.
  • Menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara. Gejala dapat terlihat dari kesulitan penderita dalam berbicara dan berkonsentrasi. Bahkan, caranya berkomunikasi juga membingungkan sehingga sulit dimengerti.
  • Perubahan perilaku. Perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi sehingga bisa bertindak semaunya tanpa alasan yang jelas.

Selain gejala skizofrenia positif, gejala lainnya adalah gejala negatif skizofrenia. Negatif di sini bukan berarti buruk, melainkan tidak adanya tingkah laku tertentu yang pada orang normal ada tetapi pada skizofrenia tidak ada. Gejalanya meliputi:

  • Kurangnya emosi, tidak bisa dibedakan apakah senang atau sedih.
  • Penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktivitas sosial.
  • Kurangnya energi.
  • Tidak banyak bicara.
  • Kurangnya motivasi.
  • Perubahan pola tidur.
  • Kehilangan rasa puas atau kesenangan dalam hidup.
  • Kurangnya perawatan diri.

Diagnosis Skizofrenia

Diagnosis yang dilakukan oleh dokter biasanya dilakukan secara menyeluruh. Dokter spesialis kejiwaan akan melakukan wawancara secara mendalam pada pasien dan keluarganya untuk menentukan diagnosis dan terapi yang tepat.

Beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan dokter untuk mendiagnosis skizofrenia, di antaranya:

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk membantu memastikan apakah terdapat masalah lain yang dapat menyebabkan gejala.

2. Pemeriksaan darah

Tes darah dilakukan guna memastikan jika gejala yang ditimbulkan pasien bukan karena pengaruh alkohol, obat-obatan tertentu, ataupun kondisi medis lainnya.

3. Tes kejiwaan

Dokter spesialis kejiwaan atau ahli kesehatan mental akan memeriksa status mental pasien dengan menganalisa suasana hati, pikiran, penampilan atau diskusi tentang pengalaman pribadi dan keluarga.

4. Metode pencitraan

Diagnosis dengan metode pencitraan seperti MRI atau CT scan diperlukan untuk melihat apakah terdapat kelainan pada sistem saraf pusat dan struktur otak.

Pengobatan Skizofrenia

Hingga kini belum ada obat yang bisa menyembuhkan skizofrenia. Pengobatan yang dilakukan hanya sebatas untuk mengurangi dan mengendalikan gejala. Beberapa metode pengobatan tersebut, di antaranya: