Leptospirosis – Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

bakteri-penyakit-leptospirosis-doktersehat

DokterSehat.Com – Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang menjangkiti manusia dan hewan. Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira interrogans. Leptospirosis pada manusia dapat menyebabkan beberapa gejala, namun beberapa mungkin keliru untuk penyakit lain. Namun, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak mengalami gejala.

Jika tanpa pengobatan leptospirosis, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput di area otak dan sumsum tulang belakang), gagal hati, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.

Penyebab Penyakit Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini biasanya hidup pada ginjal hewan pembawa penyakit leptospirosis, yang akan keluar melalui urine dan mengendap di tanah. Hewan yang biasa terjangkit penyakit ini adalah tikus.

Jika berada di sekitar tanah atau air tempat minum hewan yang terinfeksi urine, kuman ini bisa menyerang tubuh manusia melalui celah kulit, seperti luka goresan, luka terbuka, atau luka yang kering.

Penyebab penyakit leptospirosis juga menular melalui hidung, mulut, dan alat kelamin. Namun penularan dari manusia jarang terjadi, meskipun bisa melalui hubungan seks dan menyusui.

Risiko tertular penyakit leptospirosis meningkat jika sering berada di lingkungan binatang atau di luar ruang yang sering dilintasi binatang. Selain itu, beberapa pekerjaan yang kemungkinan berisiko tertular leptospirosis adalah; petani, dokter hewan, pekerja bawah tanah (bekerja di saluran pembuangan atau tambang), pekerja rumah jagal, dan personel militer.

Penyebab penyakit leptospirosis atau penularannya juga bisa melalui kegiatan lainnya seperti olahraga rafting (arung jeram), berenang, atau berkemah di dekat danau dan sungai yang tercemar bakteri leptospira interrogans.

Gejala Leptospirosis

Tanda dan gejala leptospirosis secara umum muncul tiba-tiba, biasanya sekitar 5 hingga 14 hari setelah mengalami infeksi bakteri leptospira interrogans. Sementara menurut CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di Amerika, masa inkubasi sekitar 2 hingga 30 hari. Dan berikut ini gejala leptospirosis yang ringan hingga berat:

1. Leptospirosis ringan

Tanda dan gejala leptospirosis ringan adalah sebagai berikut:

  • Demam dan kedinginan
  • Matuk
  • Diare, muntah, atau keduanya
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot, terutama punggung bagian bawah dan betis
  • ruam
  • Mata merah dan teriritasi
  • Penyakit kuning

Sebagian besar orang yang mengalami jgejala tersebut akan pulih sekitar seminggu tanpa menjalani pengobatan leptospirosis, namun sekitar 10 persen orang dapat mengalami leptospirosis parah.

2. Leptospirosis berat

Penderita leptospirosis berat akan menimbulkan tanda dan gejala beberapa hari setelah mengalami gejala leptospirosis ringan menghilang.

Gejala leptospirosis berat tergantung pada organ vital yang terkena penyakit ini. Gejalanya bisa menyebabkan gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan, dan meningitis. Kondisi tersebut bisa berakibat fatal.

Gejala Leptospirosis pada Organ Vital

Penyakit leptospirosis dapat menyerang organ vital tubuh yang mengganggu kesehatan, di antaranya:

1. Jantung, hati, dan ginjal

Jika leptospirosis mengganggu kesehatan jantung, hati, dan ginjal, penderitanya akan mengalami gejala seperti; Kelelahan, detak jantung tidak teratur cepat, nyeri otot, mual, mimisan, sakit dada, merasa terengah-engah, nafsu makan yang buruk, pembengkakan pada tangan dan kaki, berat badan turun tanpa sebab, penyakit kuning (jaundice). Jika kondisi tersebut tidak segera ditangani, kemungkinan dapat menyebabkan gagal ginjal, bahkan berujung kematian.

2. Otak

Jika penyakit ini menyerang otak atau sumsum tulang belakang, ini akan menyebabkan meningitis atau ensefalitis. Meningitis adalah infeksi yang terjadi pada membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan ensefalitis adalah infeksi pada jaringan otak. Kedua kondisi ini memiliki tanda dan gejala yang sama, di antaranya: Kebingungan atau disorientasi, merasa kantuk, kejang, demam tinggi, mual, fotofobia (kepekaan terhadap cahaya), sulit bergerak, leher kaku, sulit berbicara, muntah, dan perilaku agresif atau tidak biasa.

Jika meningitis dan ensefalitis tidak segera diobati, kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan bahkan mengancam jiwa.

3. Paru-paru

Jika penyakit leptospirosis menyerang paru-paru, penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas. Tanda dan gejala yang muncul seperti demam tinggi, terengah-engah, dan batuk darah.

Diagnosis Leptospirosis

Penyakit leptospirosis ringan sulit didiagnosis, karena gejalanya menyerupai flu dan infeksi lainnya. Jika penyakit leptospirosis parah, penderitanya bisa menjalani tes diagnostik khusus. Untuk membantu diagnosis, dokter mungkin akan bertanya tentang aktivitas yang Anda jalani sebelumnya.

Pengobatan Leptospirosis

Penyakit ini dapat ditangani menggunakan obat leptospirosis bverupa antibiotik, seperti doksisiklin atau penisilin. Obat ini harus digunakan pada tahap awal penyakit leptospiros.

Penderita yang mengalami gejala lebih parah, mungkin akan diberikan obat leptospirosis berupa antibiotik intravena. Sementara bagi penderita dengan gejala sugestif harus menghubungi dokter.

Pencegahan Leptospirosis

Sebelum beraktivitas di luar rumah atau berlibur di negara beriklim tropis, atau berhubungan dengan air, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter tentang tinfakan poencegahan yang tepat untuk dilakukan.

Beberapa cara berikut ini mungkin bisa membantu mengurangi risiko penyakit leptospirosis – berdasarkan tempat di mana aktivitas dilakukan, di antaranya:

1. Berenang atau bermain air

Di negara maju non-tropis, risiko terkena penyakit leptospirosis kemungkinan sangat kecil, bahkan tidak perlu menghindari olahraga air. Namun, jika sering melakukan olahraga air di air tawar, Anda harus melakukan tindakan pencegahan. Bagaimana caranya?

Salah satunya adalah dengan memastikan tubuh yang mengalami luka goresan sudah dibalut menggunakan perban anti air. Cara ini bisa melindungi  dari berbagai infeksi, termasuk penyakit hepatitis A dan giardiasis. Jangan lupa, bersihkan badan dengan mandi setelah bermain di air tawar.

2. Pencemaran di tempat kerja

Bagi Anda yang bekerja berhubungan dengan hewan pembawa penyakit leptospirosis, air atau tanah yang rawan terkontaminasi bakteri harus menggunakan pakaian pelindung dan mematuhi peraturan kerja. Selain pakaian pelingung, Anda juga harus menggunakan sarung tangan, masker, sepatu bot, dan kacamata.

3. Saat liburan

Jika plesiran ke tempat yaang biasa terjadi penyakit leptospirosis, makan Anda harus mengambil langkah pencegahan berikut ini:

  • Menghindari berenang di air tawar
  • Minumlah air yang direbus atau minum air kemasan tersegel
  • Jika terdapat luka di tubuh Anda, bersihkan dan balut dengan perban ainti air

4. Penanggulangan bencana

Pekerjaan yang bersifat darurat seperti pada personel militer yang bertugas di zona bencana harus menggunakan antibiotik untuk tindakan pencegahan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel