Makan Sushi Bisa Sebabkan Hipertensi?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

sushi-kecap-doktersehat
Photo Source: Flickr/ Fransisco Antunes

DokterSehat.Com– Sushi dikenal luas sebagai makanan khas Jepang yang memiliki rasa yang enak. Makanan yang diolah dengan campuran daging ikan, sayuran, dan rumput laut kering ini juga dianggap sebagai makanan yang sehat. Hanya saja, penggunaan kecap sushi yang memberikan sensasi asin ini disebut-sebut bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, apakah hal ini memang sesuai dengan fakta medis?

Kaitan antara kecap sushi bagi tekanan darah

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Austalia’s The Goerge Institute for Global Health menghasilkan fakta bahwa mengonsumsi kecap asin, kecap yang disajikan bersamaan dengan sushi sebagai penambah rasa dari makanan ini ternyata sama saja dengan mengonsumsi garam dalam jumlah yang banyak. Padahal, mengonsumsi garam dengan berlebihan bisa menyebabkan pengaruh buruk bagi tekanan darah. Hal ini berarti, makan sushi tidak terkait dengan hipertensi, namun mengonsumsinya bersama dengan kecap asin dikhawatirkan bisa menyebabkan dampak berupa kenaikan tekanan darah, apalagi jika kecap yang dikonsumsi cukup banyak.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek kecap yang digunakan oleh masakan khas Asia seperti kecap kedelai, kecap ikan, atau kecap tiram. Hasilnya adalah, di dalam setiap sendok makan kecap asin, kita bisa mendapatkan garam dengan kadar mencapai 61 persen dari asupan garam maksimal yang direkomendasikan oleh pakar kesehatan.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa jika kita mengonsumsi satu gulung atau satu porsi sushi dan selalu menggunakan kecap asin sebagai sajian pendamping, maka kita bisa mengonsumsi garam hingga 10 persen dari asupan maksimal.

Pakar nutrisi Sian Armstrong menyebutkan bahwa mengonsumsi kecap kedelai sebenarnya juga bisa memberikan asupan garam hingga 2 kali lipat dibandingkan dengan jenis saus lainnya. Hanya saja, jika kita mengonsumsi kecap asin salam jumlah yang banyak, maka jumlah garam yang kita konsumsi cukup banyak dan mampu meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi.

Penderita hipertensi tidak boleh makan kecap asin?

American Heart Association menyarankan kita yang memiliki kondisi kesehatan normal untuk membatasi asupan garam harian di bawah 2.300 mg. Sementara itu, bagi penderita hipertensi, batasan ini lebih rendah, yakni 1.500 mg saja. Jika kita konversikan ukuran ini ke sendok, maka orang-orang dengan tekanan darah normal hanya boleh mengonsumsi 1 sendok garam dan orang dengan kondisi hipertensi diminta untuk membatasi asupan garam hingga 3/4 sendok makan saja.

Masalahnya adalah di dalam satu sendok kecap asin sudah mengandung lebih dari 900 mg natrium. Hal ini berarti, jika penderita hipertensi mengonsumsi kecap asin dan makanan lain yang juga memiliki kandungan garam, bisa jadi asupan garamnya akan jauh melebihi batas aman dan akhirnya berpengaruh buruk bagi tekanan darahnya.

Selain kandungan garam, beberapa bahan makanan seperti penyedap rasa dan pengembang kue juga memiliki kandungan natrium. Hal ini berarti, penderita hipertensi sebaiknya juga membatasi konsumsi makanan-makanan dengan kandungan tersebut. Beberapa jenis makanan lain seperti daging olahan, keripik, mayones, keju, roti, pizza, dan keripik juga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Adakah kecap yang tidak memiliki garam?

Kecap sebenarnya terbuat dari bahan kedelai. Sebagai informasi, kedelai memiliki kandungan isoflavon yang memiliki senyawa bernama daidzein yang mampu menghambat proses dari monoamine oskidase, sejenis enzim yang bisa meningkatkan tekanan darah. Hanya saja, isoflavon juga bisa mengganggu kinerja enzim renin angiotensin yang bisa berimbas pada kenaikan tekanan darah.

Meskipun langka, sebenarnya ada kecap yang tidak memiliki kandungan garam sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang menderita hipertensi atau mereka yang ingin mencegah kenaikan tekanan darah.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel