Petai Bisa Sebabkan Asam Urat?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

manfaat-pete-doktersehat
Photo Credit: Flickr.com/Alistair S

DokterSehat.Com– Meski memiliki aroma yang cukup menyengat, dalam realitanya petai digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Petai dianggap mampu membuat rasa masakan menjadi lebih nikmat. Hanya saja, makanan ini banyak dihindari karena menganggap petai bisa sebabkan asam urat. Apakah hal tersebut benar?

Menurut Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, petai termasuk dalam makanan yang memiliki kandungan protein dan serat yang tinggi. Di dalam petai juga terdapat kandungananti bakteri, antioksidan, dan antikanker. Sayangnya, di dalam petai memang terdapat kandungan purin yang cukup tinggi. Sudah menjadi rahasia umum jika purin memiliki kaitan erat dengan datangnya penyakit asam urat.

“Petai kaya akan kandungan purin sehingga bisa mempengaruhi kesehatan ginjal. Selain petai, jika kita mengonsumsi jengkol terlalu banyak, maka di dalam tubuh aka nada banyak kandungan asam jengkolat yang bisa memicu datangnya batu ginjal, ungkap Prof. Hardinsyah yang juga merupakan ketua umum dari PERGIZI PANGAN ini.

Lantas, apakah hal ini berarti kita sebaiknya tidak mengonsumsi petai demi mencegah datangnya asam urat?

Prof. Hardinsyah menyebutkan bahwa kita bisa merebus petai terlebih dahulu demi menurunkan kadar purin di dalamnya. Setelah direbus kandungan purin ini masih ada sekitar 70 atau 80 persen, namun setidaknya terjadi penurunan kadar purin di dalam petai. Selain itu, ada baiknya kita tidak mengonsumsi petai terlalu banyak demi menurunkan asupan purin.

“Jika sampai kita mengonsumsi petai hingga satu atau dua papan hanya dalam sekali makan dan kita melakukannya di semua waktu makan dalam sehari, maka kita akan mengalami peningkatan risiko terkena asam urat dengan signifikan. Jika kita mengonsumsinya sedikit saja, maka hal ini tidak akan memberikan pengaruh besar bagi risiko asam urat.

Lantas, bagaimana dengan jengkol?

Pakar kesehatan juga menyarankan kita untuk tidak mengonsumsi jengkol setiap hari, apalagi jika dijadikan lauk sehingga membuat kita mengonsumsinya dengan porsi yang cukup besar. Prof. Hardinsyah menyebut konsumsi jengkol yang aman adalah dua atau tiga kali saja dalam seminggu.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel