Awas, Sarapan Nasi Goreng Bisa Bikin Ngantuk

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

nasi_goreng_doktersehat_2
Photo Source: Flickr/Theerawat Sangprakarn

DokterSehat.Com– Karena masih ada nasi sisa semalam, banyak orang yang memilih untuk memasak nasi goreng agar nasi sisa ini tidak dibuang namun tetap bisa dijadikan makanan yang lezat dan mengenyangkan. Hanya saja, meskipun nasi goreng bisa membuat perut kenyang, setelahnya kita akan cenderung lebih mudah mengantuk sehingga akhirnya kesulitan untuk melakukan aktivitas. Lantas, mengapa sarapan nasi goreng bisa bikin ngantuk?

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa pemilihan makanan saat sarapan pagi memiliki dampak besar bagi kebugaran dan daya tahan tubuh seharian. Idealnya, kita mengonsumsi 15 hingga 20 persen total asupan kalori harian. Jika kita mengonsumsi makanan dengan kadar kalori yang terlalu tinggi seperti nasi goreng, bukannya mendapatkan sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh, tubuh justru akan berusaha lebih keras untuk mencernanya. Hal ini akan membuat energi terkuras di saluran pencernaan dan akhirnya membuat kita lebih mudah lelah dan mengantuk sebelum jam makan siang tiba.

Jika kita mengonsumsi nasi yang kaya akan karbohidrat, pankreas akan segera memproduksi insulin untuk membantu proses metabolismenya. Hal ini akan membuat asam amino bernama L-Tryptophan memasuki sel-sel otot. Sayangnya, kondisi ini membuat otot menjadi semakin rileks dan akhirnya membuat kita mengantuk. Selain itu, suplai darah yang jauh lebih besar ke saluran pencernaan yang sedang bekerja keras membuat suplai darah ke otak menurun drastis. Otak yang membutuhkan nutrisi demi bisa beraktivitas akhirnya mengirimkan sinyal mengantuk akibat kondisi ini.

Menurut pakar kesehatan, serangan food coma yang membuat tubuh kita mengantuk akibat mengonsumsi makanan berkarbohidrat seperti nasi disebabkan oleh tingginya nilai indeks glikemik pada makanan ini. Hal ini akan membuat pankreas memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga mempengaruhi penggunaan energi tubuh untuk mencerna makanan.

Serangan food coma seringkali terjadi saat pukul 10.00 atau sekitar tiga jam setelah mengonsumsi sarapan pagi, sekitar pukul 14.00 atau sekitar dua jam setelah makan siang, dan sekitar pukul 16.00 sore. Demi menghindarinya, ada baiknya kita mengonsumsi sarapan yang memiliki kadar indeks glikemik yang tidak terlalu tinggi seperti makanan dengan karbohidrat kompleks.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel